PROSES MENUJU KETAQWAAN DENGAN PUASA RAMADHAN

dalam Qs. Al-Baqarah ayat 183, puasa hanya diperuntukan orang-orang beriman saja “

“Ada beberapa hal menarik dalam ayat tersebut, coba kita perhatikan arti dari ayat tersebut : ‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa’…….. Kenapa hanya untuk orang-orang yang beriman ?”

“Karena orang yang beriman itu adalah orang-orang yang telah memperoleh KEYAKINAN atas dasar PENCARIAN dan KEPAHAMAN, bisa jadi orang-orang yang tidak termasuk dalam kategori ‘beriman’, mereka akan mengalami kegagalan dalam puasanya. Boleh jadi berpuasa tapi tidak mendapatkan manfaat dari berpuasa itu sendiri.”

“Dengan kata lain , kita harus berpuasa dengan KEFAHAMAN bukan sekedar ikut-ikutan alias asal menjalankan saja, jika itu yang dilakukan, bisa jadi apa yang di prediksi Nabi Muhammad SAW bahwa puasa kita hanya memperoleh lapar dan dahaga saja bakal terjadi sama kita, bahkan Rasulullah SAW memberikan penjelasan lebih rinci : ‘Barang siapa berpuasa dengan IMAN dan PENUH PERHITUNGAN, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang’…”

“Penekanan pada kata Iman dan penuh perhitungan (Imaanan wahtisaaban), berarti bukan hanya dengan beriman saja, tetapi ditekankan lagi supaya penuh perhitungan dan evaluasi diri.”

“Dalam ayat tersebut terkandung kata KUTIBA ‘ALAIKUM : DIWAJIBKAN, kenapa tidak di sunnahkan atau di mubahkan ?”

“ Disini terkandung makna bahwa puasa itu demikian pentingnya buat manusia, bukan buat Allah, jadi makna ibadah wajib itu harus kita maknai secara benar, bahwa semua itu untuk kepentingan mendasar manusia, yang jika kita tidak melaksanakannya kita akan mengalami PROBLEM dalam kehidupan kita, baik fisik, fsikis, social maupun spiritual.

Dengan demikian perintah puasa ini adalah salah satu bentuk Kasih sayang Allah kepada kita, karena Dia tidak ingin hidup kita menderita dan menemui berbagai kesulitan.”

“Diwajibkan kepada orang-Orang SEBELUM kamu, kenapa diwajibkan juga kepada orang-orang terdahulu ?

“Hal ini semakin menjelaskan kepada kita bahwa puasa memang penting untuk manusia secara UNIVERSAL, bukan hanya umat Muhammad SAW saja, dan jangan heran kita akan menemui umat manusia dibelahan bumi dari berbagai bangsa dan agama, juga mengenal menjalankan ibadah puasa, walau dengan tatacara yang berbeda.”

“Dan akhir dari ayat itu tertulis kata ‘La’allakum tattaqun’ : Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa…”

“Inilah yang menarik, terdapat kata mudah-mudahan, yang berarti tidak semua yang berpuasa, bakal menjadi orang-orang yang bertaqwa”

“Hanya orang-orang yang mengikuti cara Rasulullah SAW saja yang akan mencapai keberhasilan tujuan puasa yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN, dengan Kefahaman dan evaluasi terus menerus.”

“Kesimpulannya :…”

1. Ibadah puasa yang kita jalankan adalah sebagai ‘Proses Beragama’ untuk meningkatkan kualitas IMAN menjadi TAQWA dan selanjutnya ‘BERSERAH DIRI’

2. Keimanan hanya akan diperoleh dengan PENCARIAN, PEMAHAMAN sehingga akan menghasilkan KEYAKINAN.

3. Puasa adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada kita agar kita tidak menderita dan menemui berbagai kesulitan..

4. Ikutilah tatacara Rasulullah SAW untuk menjalankannya, Insya Allah akan mencapai tujuan, yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN, puasa dengan Kefahaman dan Evaluasi diri ……….Wallahu ‘alam ….

“Yaa Aziz……. Berikanlah kami kekuatan untuk mengamalkannya….”

1 komentar:

  1. Mesjid hanya ramai saat jumat dan ramadan, itu sebagai bukti bahwa banyak orang yang hanya ikut2an dalam berpuasa..

    BalasHapus